Cara Menilai Kebersihan Kelas untuk Lingkungan Belajar yang Optimal

Definisi Kebersihan Kelas

Cara menilai kebersihan kelas – Kebersihan kelas bukan sekadar bebas dari kotoran, tetapi mencakup aspek fisik dan non-fisik yang menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan sehat. Lingkungan yang bersih dan terawat baik secara signifikan dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat belajar siswa.

Elemen-Elemen Kunci Kebersihan Kelas yang Optimal

Beberapa elemen kunci membentuk kebersihan kelas yang optimal. Ini meliputi:

  • Kebersihan Fisik: Meliputi bebas dari sampah, debu, dan kotoran di seluruh ruangan. Meja, kursi, dan peralatan lainnya harus dalam keadaan bersih dan terawat.
  • Kebersihan Non-Fisik: Mencakup ketertiban dan kerapian penataan barang, bebas dari suara bising atau gangguan yang mengganggu proses belajar. Atmosfer yang positif dan menghormati juga penting, seperti minimnya percakapan tidak relevan selama proses belajar berlangsung.
  • Ventilasi dan Pencahayaan: Ventilasi yang baik memastikan udara segar dan bebas dari bau tidak sedap. Pencahayaan yang memadai dan merata mendukung kenyamanan visual.
  • Penggunaan Alat Peralatan yang Benar: Penggunaan peralatan kebersihan yang tepat dan benar sesuai dengan petunjuk penggunaannya, untuk mencegah kerusakan dan memastikan kebersihan terjaga optimal.

Perbandingan Standar Kebersihan Kelas Baik dan Buruk

Berikut tabel yang membandingkan standar kebersihan kelas yang baik dan buruk, beserta contohnya:

Aspek Standar Kebersihan Kelas Baik Standar Kebersihan Kelas Buruk
Kebersihan Fisik Lantai bersih, bebas dari sampah dan debu. Meja dan kursi terawat dengan baik, tanpa noda atau kerusakan yang mencolok. Lantai berdebu, terdapat sampah berserakan. Meja dan kursi kotor, terdapat noda atau kerusakan yang mengganggu kenyamanan.
Kebersihan Non-Fisik Ruangan tertib dan rapi. Percakapan terkendali dan tidak mengganggu aktivitas belajar. Ruangan berantakan, terdapat barang-barang yang tidak pada tempatnya. Percakapan ramai dan mengganggu konsentrasi belajar.
Ventilasi dan Pencahayaan Udara segar dan bebas dari bau tidak sedap. Pencahayaan memadai dan merata. Udara pengap dan terdapat bau tidak sedap. Pencahayaan kurang memadai, menyebabkan mata cepat lelah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Kelas

Kebersihan kelas merupakan hal penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sehat. Berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, turut berperan dalam menentukan tingkat kebersihan di dalam kelas.

Faktor Internal yang Mempengaruhi Kebersihan Kelas

Faktor-faktor internal meliputi perilaku siswa dan pengelolaan sampah. Siswa yang terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan sekitarnya akan berkontribusi pada kebersihan kelas yang optimal. Sebaliknya, jika siswa kurang tertib dalam membuang sampah atau kurang memperhatikan kebersihan, maka akan berdampak pada lingkungan kelas yang kurang bersih.

  • Perilaku Siswa: Kebersihan kelas sangat dipengaruhi oleh perilaku siswa, seperti membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan meja dan kursi, serta tidak mencoret-coret dinding atau fasilitas sekolah.
  • Pengelolaan Sampah: Pengelolaan sampah yang efektif, termasuk ketersediaan tempat sampah yang memadai dan pengosongan tempat sampah secara teratur, akan mencegah penumpukan sampah yang berpotensi mencemari lingkungan kelas.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kebersihan Kelas

Faktor eksternal mencakup jadwal pembersihan dan ketersediaan alat kebersihan. Jadwal pembersihan yang teratur dan alat kebersihan yang memadai akan sangat membantu dalam menjaga kebersihan kelas. Jika jadwal pembersihan tidak teratur atau alat kebersihan tidak tersedia, maka akan berdampak pada kesulitan dalam menjaga kebersihan kelas.

  1. Jadwal Pembersihan: Jadwal pembersihan kelas yang teratur dan konsisten sangat penting untuk menjaga kebersihan kelas. Jadwal ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas yang berlangsung di kelas. Pembersihan rutin akan mencegah penumpukan kotoran dan memudahkan proses pembersihan selanjutnya.
  2. Ketersediaan Alat Kebersihan: Ketersediaan alat kebersihan yang memadai, seperti sapu, pel, dan deterjen, sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan kelas. Jika alat kebersihan tidak tersedia atau rusak, maka proses pembersihan akan terhambat dan kualitas kebersihan kelas akan menurun.

Diagram Alir Hubungan Sebab-Akibat

Berikut adalah gambaran sederhana tentang hubungan sebab-akibat antara faktor-faktor tersebut dan dampaknya pada kebersihan kelas:

Faktor Dampak
Perilaku Siswa yang Baik (membuang sampah pada tempatnya) Kebersihan kelas terjaga
Pengelolaan Sampah yang Efektif Penumpukan sampah minimal, kebersihan terjaga
Jadwal Pembersihan yang Teratur Kotoran dan sampah dibersihkan secara berkala
Ketersediaan Alat Kebersihan yang Memadai Proses pembersihan efektif, kebersihan terjaga
Perilaku Siswa yang Kurang Baik (tidak membuang sampah pada tempatnya) Penumpukan sampah, kebersihan kelas menurun

Diagram di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor internal dan eksternal saling berkaitan dan berpengaruh pada tingkat kebersihan kelas. Kebersihan kelas yang optimal memerlukan kerjasama dan kesadaran semua pihak, baik siswa maupun pihak sekolah.

Indikator Kebersihan Kelas

Menilai kebersihan kelas tak sekadar melihat penampilan fisik, namun juga mengidentifikasi potensi masalah dan mencegahnya. Pemahaman yang komprehensif tentang indikator-indikator kebersihan sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman.

Indikator-indikator Kunci

Berikut ini beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai kebersihan kelas, dijabarkan secara rinci.

  • Tingkat Kekotoran: Indikator ini mengacu pada tingkat akumulasi sampah, debu, dan kotoran di berbagai area kelas. Perhatikan jenis sampah (makanan, kertas, minuman), dan seberapa banyak area yang terdampak. Tingkat kekotoran yang tinggi dapat mengindikasikan kurangnya kesadaran atau sistem pembersihan yang tidak efektif.
  • Kondisi Perabot: Meja, kursi, papan tulis, dan perlengkapan lainnya perlu dinilai kondisi fisiknya. Adanya goresan, retakan, atau kerusakan pada perabot menunjukkan perlunya perawatan atau penggantian. Kondisi perabot yang baik menunjang kenyamanan dan keamanan belajar mengajar.
  • Kondisi Lantai: Lantai yang bersih dan bebas dari noda atau sampah merupakan indikator penting. Perhatikan jenis noda (tinta, makanan, minuman), dan tingkat penyebarannya. Lantai yang kotor dapat berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan kurangnya estetika.
  • Kondisi Sanitasi: Ketersediaan dan kebersihan tempat sampah, wastafel, dan fasilitas sanitasi lainnya perlu diperhatikan. Kebersihan tempat sampah dan sistem pembuangan sampah juga penting untuk menghindari bau tak sedap dan masalah kesehatan.
  • Penggunaan Perlengkapan: Perhatikan penggunaan perlengkapan yang tersedia di kelas. Apakah ada yang rusak, hilang, atau tidak terawat? Hal ini bisa menjadi indikasi perlunya pengadaan atau perbaikan.
  • Keamanan: Kondisi kelas harus aman dan bebas dari potensi bahaya. Perhatikan apakah ada kabel yang terkelupas, barang-barang yang berbahaya, atau akses yang tidak aman. Kebersihan yang optimal juga meliputi aspek keamanan.

Tabel Indikator Kebersihan Kelas

Indikator Tingkat Keparahan Deskripsi
Tingkat Kekotoran Rendah Hanya terdapat sedikit sampah dan debu, mudah dibersihkan.
Tingkat Kekotoran Sedang Terdapat banyak sampah dan debu, membutuhkan waktu dan usaha untuk dibersihkan.
Tingkat Kekotoran Tinggi Terdapat banyak sampah dan debu, sulit dibersihkan, dan dapat menimbulkan bau tak sedap.
Kondisi Perabot Baik Perabot dalam kondisi baik, tidak ada kerusakan yang signifikan.
Kondisi Perabot Rusak Perabot mengalami kerusakan yang cukup parah, membutuhkan perbaikan atau penggantian.
Kondisi Lantai Baik Lantai bersih dan bebas dari noda atau sampah.
Kondisi Lantai Sedang Terdapat beberapa noda atau sampah di lantai, masih dapat dibersihkan dengan mudah.
Kondisi Lantai Buruk Terdapat banyak noda atau sampah di lantai, sulit dibersihkan, dan dapat menimbulkan potensi bahaya.

Cara Menilai Kebersihan Kelas

Menjaga kebersihan kelas sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sehat. Berikut ini langkah-langkah praktis dalam menilai kebersihan kelas.

Prosedur Penilaian Kebersihan Kelas

Untuk memastikan kebersihan kelas terjaga dengan baik, diperlukan prosedur yang terstruktur dan sistematis. Prosedur ini akan membantu dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memastikan kelas selalu dalam kondisi optimal.

  1. Inspeksi Visual: Periksa seluruh area kelas, termasuk meja, kursi, lantai, papan tulis, dan rak penyimpanan. Perhatikan debu, sampah, atau barang-barang yang tidak pada tempatnya. Perhatikan juga kebersihan jendela dan dinding.

  2. Pemeriksaan Detail: Lakukan pengecekan lebih rinci pada setiap sudut kelas. Periksa apakah terdapat sisa makanan, minuman, atau kertas yang berserakan. Pastikan semua peralatan dan perlengkapan di kelas dalam keadaan bersih dan tertata rapi. Amati apakah ada noda atau kotoran yang menempel di permukaan.

  3. Evaluasi Kondisi Peralatan: Periksa apakah semua peralatan kelas berfungsi dengan baik, seperti lampu, kipas angin, dan peralatan lainnya. Pastikan kondisi peralatan dalam keadaan bersih dan terawat. Perhatikan kabel-kabel yang terpasang dengan rapi dan tidak membahayakan.

  4. Pengamatan Lantai dan Area Umum: Periksa lantai kelas untuk memastikan tidak ada sampah, kotoran, atau tumpahan. Pastikan area umum seperti koridor dan tangga di sekitar kelas juga bersih. Perhatikan kebersihan area sekitar tempat sampah.

  5. Dokumentasi Hasil: Catat semua temuan dan area yang perlu dibenahi. Dokumentasi ini penting untuk melacak kemajuan dan memberikan umpan balik kepada pihak terkait untuk perbaikan.

Contoh Prosedur yang Detail

Berikut ini contoh prosedur penilaian kebersihan kelas yang lebih rinci dan terstruktur:

  • Langkah 1: Memeriksa kondisi keseluruhan kelas dengan memperhatikan debu, sampah, dan barang-barang yang tidak pada tempatnya.
  • Langkah 2: Mencatat area yang perlu dibersihkan, seperti noda di meja, sampah di lantai, dan debu pada papan tulis.
  • Langkah 3: Memastikan seluruh permukaan bersih dari debu dan noda.
  • Langkah 4: Memastikan tempat sampah kosong dan bersih.
  • Langkah 5: Memeriksa kondisi kursi, meja, dan peralatan lainnya. Pastikan semuanya terawat dengan baik.
  • Langkah 6: Melakukan pengecekan tambahan pada jendela dan dinding, apakah terdapat noda atau kotoran.
  • Langkah 7: Melakukan dokumentasi atas semua temuan dan area yang perlu diperbaiki.

Peralatan dan Sumber Daya yang Dibutuhkan

Untuk memastikan penilaian kebersihan kelas dilakukan secara akurat dan terstandar, diperlukan beberapa peralatan dan sumber daya. Daftar berikut menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam proses penilaian.

Daftar Peralatan dan Sumber Daya

Berikut ini adalah daftar peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menilai kebersihan kelas:

  • Formulir Penilaian Kebersihan Kelas: Formulir ini akan menjadi acuan utama dalam menilai kebersihan kelas. Formulir harus memuat kriteria yang jelas dan terukur, misalnya tingkat kebersihan lantai, meja, dan fasilitas lainnya. Setiap kriteria dilengkapi dengan skala penilaian (misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang). Hal ini akan memudahkan pencatatan dan analisis hasil penilaian.
  • Alat Ukur (Opsional): Alat ukur dapat digunakan untuk mengukur aspek-aspek kebersihan kelas yang lebih spesifik, seperti jumlah debu di permukaan meja atau tingkat kelembapan ruangan. Contoh alat ukur yang bisa digunakan adalah termometer, hygrometer, dan alat pengukur debu. Keberadaan alat ini bergantung pada tingkat detail penilaian yang diinginkan.
  • Pensil atau Pen: Untuk mengisi formulir penilaian dan mencatat hasil pengamatan.
  • Lembar Kerja (Opsional): Untuk mencatat hasil pengamatan secara rinci dan terstruktur, misalnya dalam bentuk checklist atau diagram. Hal ini membantu mempermudah pengumpulan data dan memudahkan identifikasi area yang perlu perbaikan.
  • Kamera (Opsional): Untuk mendokumentasikan kondisi kelas, terutama untuk area yang sulit diamati secara langsung atau untuk menunjukkan bukti-bukti visual terkait tingkat kebersihan. Ini sangat membantu dalam proses dokumentasi dan penyampaian laporan.

Daftar Periksa Peralatan

Berikut ini adalah daftar periksa untuk memastikan semua peralatan tersebut tersedia sebelum memulai penilaian:

No. Peralatan Tersedia?
1 Formulir Penilaian Kebersihan Kelas
2 Alat Ukur (Opsional)
3 Pensil/Pen
4 Lembar Kerja (Opsional)
5 Kamera (Opsional)

Gambaran Ilustrasi Peralatan, Cara menilai kebersihan kelas

Formulir penilaian kebersihan kelas bisa berupa tabel dengan kolom untuk nama kriteria, deskripsi, dan skala penilaian. Alat ukur seperti termometer atau hygrometer digunakan untuk mengukur suhu dan kelembapan ruangan. Lembar kerja bisa berupa tabel atau checklist yang berisi daftar periksa untuk setiap aspek kebersihan kelas. Kamera digunakan untuk mengambil foto atau video sebagai dokumentasi visual. Semua ini bertujuan untuk memastikan penilaian dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi dengan baik.

Kriteria Penilaian Kebersihan Kelas

Penilaian kebersihan kelas memerlukan kriteria yang jelas dan terukur agar penilaian objektif dan konsisten. Kriteria ini harus mencakup aspek-aspek penting kebersihan, serta dilengkapi dengan bobot poin untuk setiap aspek. Hal ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memastikan standar kebersihan terpenuhi.

Kriteria Penilaian dan Bobot Poin

Berikut adalah contoh kriteria penilaian kebersihan kelas, deskripsi, dan bobot poin yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Bobot poin dapat diubah sesuai dengan prioritas sekolah atau lembaga pendidikan.

Kriteria Deskripsi Skor (Maksimum 100)
Lantai Lantai bersih dari sampah, debu, dan noda. Tidak ada genangan air atau cairan. 20
Meja dan Kursi Meja dan kursi bersih, bebas dari noda, debu, dan sampah. Permukaan halus dan rapi. 20
Papan Tulis Papan tulis bersih, tanpa coretan yang mengganggu, dan mudah dibaca. 10
Tempat Sampah Tempat sampah dalam keadaan bersih, terisi penuh, dan tidak berbau. 10
Ventilasi dan Pencahayaan Ventilasi dan pencahayaan memadai untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. 15
Peralatan Kelas Peralatan kelas terawat dan ditempatkan dengan rapi, tidak ada kerusakan yang signifikan. 15
Kebersihan Umum Ruang kelas secara keseluruhan terlihat bersih dan rapi, bebas dari bau tidak sedap, dan terpelihara dengan baik. 10

Total skor maksimal yang dapat dicapai adalah 100. Semakin tinggi skor, semakin baik tingkat kebersihan kelas.

Prosedur Pelaporan dan Tindak Lanjut

Pelaporan hasil penilaian kebersihan kelas dan tindak lanjut yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas kebersihan dan kenyamanan belajar mengajar. Prosedur yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik akan membantu mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah perbaikan yang efektif.

Prosedur Pelaporan Hasil Penilaian

Untuk memastikan konsistensi dan efektivitas, laporan hasil penilaian kebersihan kelas perlu mengikuti prosedur yang jelas. Berikut tahapan pelaporannya:

  1. Pengumpulan Data: Pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi dengan baik, meliputi semua aspek yang dinilai. Data yang dikumpulkan meliputi skor penilaian untuk setiap kriteria, foto atau dokumentasi kondisi kelas, dan catatan deskriptif mengenai temuan penting.
  2. Pengisian Formulir Laporan: Gunakan formulir laporan yang telah disiapkan. Formulir ini harus mencakup kolom-kolom untuk mencatat tanggal penilaian, nama pengamat, kelas yang dinilai, skor penilaian untuk setiap kriteria, dan temuan penting lainnya. Termasuk pula kolom untuk saran perbaikan.
  3. Verifikasi Data: Pastikan data yang tercantum dalam formulir laporan akurat dan lengkap. Jika diperlukan, lakukan verifikasi ulang dengan pengamat lain atau pihak terkait.
  4. Penyerahan Laporan: Serahkan laporan hasil penilaian kepada pihak yang bertanggung jawab, seperti kepala sekolah atau wali kelas. Penyerahan dapat dilakukan secara langsung atau melalui sistem elektronik.

Contoh Format Laporan

Tanggal Penilaian Nama Pengamat Kelas Skor Kebersihan Lantai Skor Kebersihan Meja Skor Kebersihan Tempat Sampah Temuan Lainnya Saran Perbaikan
2023-10-27 Siti Nurhaliza 7A 90 85 95 Kursi sedikit kotor Membersihkan kursi dan menyediakan tempat sampah tambahan.

Langkah-langkah Tindak Lanjut

Langkah tindak lanjut setelah laporan diterima sangat penting untuk memastikan perbaikan dan pencegahan masalah yang berulang. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Pembahasan Hasil: Pihak yang bertanggung jawab perlu membahas hasil penilaian dengan guru kelas dan/atau petugas kebersihan.
  • Penentuan Prioritas: Identifikasi masalah yang perlu ditangani terlebih dahulu berdasarkan skor penilaian dan temuan. Perhatikan juga frekuensi masalah yang muncul.
  • Perencanaan Perbaikan: Buat rencana aksi yang terukur untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah konkret, alokasi waktu, dan penugasan tanggung jawab.
  • Pelaksanaan Perbaikan: Lakukan perbaikan sesuai dengan rencana aksi yang telah dibuat. Pantau dan evaluasi proses perbaikan secara berkala.
  • Evaluasi Hasil: Lakukan evaluasi untuk melihat apakah tindakan perbaikan yang dilakukan sudah efektif dalam meningkatkan kebersihan kelas. Lakukan penilaian ulang beberapa waktu setelah tindakan perbaikan dilakukan.

Contoh Kasus dan Solusi

Memastikan kebersihan kelas merupakan tanggung jawab bersama. Memahami contoh kasus dan solusi yang tepat akan membantu dalam penerapan standar kebersihan yang konsisten. Berikut beberapa contoh dan solusinya.

Kasus Kelas Sangat Kotor

Kondisi kelas yang sangat kotor memerlukan penanganan segera dan terarah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya kesadaran siswa hingga kurangnya pengawasan.

  • Identifikasi Penyebab: Penting untuk mengetahui akar masalah. Apakah sampah menumpuk karena kurangnya tempat sampah? Apakah siswa kurang terbiasa membuang sampah pada tempatnya? Apakah ada masalah lain yang menyebabkan kondisi ini?
  • Tindakan Korektif: Jika ditemukan kurangnya tempat sampah, segera tambah atau perbaiki lokasinya. Jika siswa kurang terbiasa, perlu diadakan sosialisasi dan pengingatan. Jika ada faktor lain, cari solusinya.
  • Pengawasan yang Lebih Ketat: Meningkatkan pengawasan guru dan petugas kebersihan di kelas dapat membantu mencegah penumpukan sampah dan kekacauan. Guru bisa memberikan contoh yang baik dalam menjaga kebersihan.

“Kebersihan kelas bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga seluruh warga sekolah. Kerjasama dan kesadaran diri sangat penting.”

Kasus Kelas Bersih

Kelas yang bersih dan terawat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak.

  • Penguatan Positif: Apresiasi dan pengakuan atas kebersihan kelas dapat memotivasi siswa dan guru untuk terus menjaga kebersihan. Siswa bisa mendapatkan penghargaan, dan guru bisa mendapatkan pujian.
  • Mempertahankan Kebiasaan Baik: Penting untuk terus mendorong dan mempertahankan kebiasaan baik yang sudah terbangun. Misalnya, dengan rutin melakukan pengecekan kebersihan dan mengingatkan siswa untuk tetap menjaga kebersihan kelas.
  • Pencegahan Pencemaran: Antisipasi potensi pencemaran di masa depan. Misalnya, menyediakan tempat sampah yang memadai, mengingatkan siswa tentang kebersihan, dan memastikan kelas bebas dari sampah yang terabaikan.

“Kelas yang bersih adalah cerminan dari komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif.”

Kasus Kelas Kurang Terawat

Kondisi kelas yang kurang terawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya perawatan rutin hingga kurangnya keterlibatan siswa dalam menjaga kebersihan.

  • Evaluasi Perawatan Rutin: Periksa jadwal perawatan rutin kelas. Apakah jadwal tersebut sudah efektif? Apakah perlu penyesuaian?
  • Sosialisasi dan Edukasi: Adakan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan kelas. Jelaskan bagaimana kebersihan kelas dapat berdampak positif pada lingkungan belajar.
  • Keterlibatan Siswa: Libatkan siswa dalam kegiatan perawatan kelas. Misalnya, dengan membentuk tim kebersihan kelas yang bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan.

“Keterlibatan aktif semua pihak, mulai dari guru hingga siswa, sangat krusial dalam menjaga kebersihan kelas.”

Panduan Tanya Jawab

Apa saja contoh indikator kebersihan kelas yang buruk?

Contoh indikator kebersihan kelas yang buruk meliputi: sampah berserakan, meja dan kursi kotor, lantai berdebu, dan bau tidak sedap.

Bagaimana cara melaporkan hasil penilaian kebersihan kelas?

Laporan hasil penilaian kebersihan kelas dapat disusun dalam format tabel dengan kolom kriteria, skor, dan saran perbaikan.

Apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi kebersihan kelas?

Faktor eksternal yang mempengaruhi kebersihan kelas meliputi jadwal pembersihan, ketersediaan alat kebersihan, dan ketersediaan petugas kebersihan.

Apa yang dimaksud dengan kebersihan kelas secara non-fisik?

Kebersihan kelas non-fisik meliputi ketertiban siswa, pengelolaan sampah, dan kebersihan peralatan.